CINTA Untuk Sidiaku, Terimakasih Cintaku..
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
CINTA Untuk Sidiaku, Terimakasih Cintaku..

Dear yang ada di hati, andai engkau tahu tulisan penaku, maka ingin sekali aku
berkata aku sayang kamu, please sayangi aku.
www.cinta.us.tc
 
IndeksIndeks  Portail*Portail*  ArtikelArtikel  Latest imagesLatest images  PencarianPencarian  Forum cintaForum cinta  SMANSAfriends!SMANSAfriends!  ChattingChatting  GreetingGreeting  PendaftaranPendaftaran  LoginLogin  

 

 "KUMPUL KEBOO"

Go down 
+3
fay
Admin
cinta
7 posters
PengirimMessage
cinta

cinta


Jumlah posting : 41
Registration date : 15.08.07

"KUMPUL KEBOO" Empty
PostSubyek: "KUMPUL KEBOO"   "KUMPUL KEBOO" Icon_minitime20/1/2008, 13:34

DIAMBIL DARI: http://www.kunci.or.id/esai/nws/10/kebo.htm


Orang Indonesia punya sebutan yang unik
untuk pasangan yang hidup bersama sebelum menikah: "Kumpul Kebo".
Secara sederhana diartikan begini: pasangan yang telah tinggal serumah
sebelum menikah, sama halnya dengan binatang (yang kemudian
diidentifikasikan dengan kerbau), yang tinggal satu atap tanpa ikatan
resmi. Istilah kumpul kebo, yang menganalogikan hubungan manusia dengan
binatang itu tentu saja menunjukkan bagaimana masyarakat menilai
negatif keputusan untuk hidup bersama tanpa menikah.


Di
Indonesia, seks diposisikan sebagai tabu yang pertama. Dan pola hidup
bersama dengan pacar sangat identik dengan seks di luar lembaga
pernikahan. Masyarakat selama ini memastikan bahwa pasangan yang hidup
bersama tersebut tentu saja melakukan aktivitas seksual. Meski kasus
hamil di luar nikah sekarang ini banyak sekali terjadi, namun itu sama
sekali tidak menunjukkan adanya kelonggaran masyarakat terhadap
konvensi sosial yang membatasi hubungan seksual dalam lembaga
pernikahan. Pokoknya, pemenuhan naluri biologis hanya dibenarkan dalam
ikatan suami istri. Jika tidak, berarti salah dan haram hukumnya. Itu
sebabnya, masyarakat memberikan penilaian yang sama atau bahkan jauh
lebih buruk bagi pasangan "pelaku kumpul kebo".


Istilah
kumpul kebo berasal dari masyarakat Jawa tradisional (generasi tua).
Ini membuktikan bahwa sebenarnya perbuatan hidup bersama -sering
disebut dengan istilah samen leven- bukanlah perkara yang baru, sejak
dulu telah menjadi satu fenomena yang dianggap melanggar konvensi
sosial masyarakat. Kumpul kebo senantiasa ditolak, dilarang, akan
tetapi tak bisa dipungkiri tak pernah hilang dari khasanah perilaku
individual di kalangan orang Jawa sendiri.


***
Wina, 21 tahun, sudah setengah tahun ini
hidup bersama pacarnya. Mereka tinggal di rumah mungil Wina, hadiah
ulang tahun dari bapaknya. Wina mengaku bahwa ia memang terinspirasi
film Beverly Hills yang ditontonnya waktu SMA. Dulu ia berpikir betapa
menyenangkannya bisa ketemu pacar seharian, melihatnya saat bangun dan
berangkat tidur. Saat kuliah di Jogja, ia bertemu dengan seseorang, dan
kemudian mereka pacaran. Menginjak bulan kelima mereka pacaran, ayah
Wina membelikan rumah mungil untuknya. Wina segera berdiskusi dengan
pacarnya mengenai kemungkinan tinggal bersama. Dan menurut Wina, ia
memutuskan hal itu karena ia merasa sangat serius menjalin hubungan
dengan pacarnya. Bisa jadi, jika ia tidak terlalu mencintai pacarnya,
Wina tidak akan mengajaknya hidup bersama.


Film seri Beverly Hills
memang pernah sangat populer di Indonesia. Saat itu, hampir seluruh
remaja menontonnya. Film ini memberikan gambaran tentang bagaimana
remaja Amerika di kawasan Beverly Hills dalam kehidupan kesehariannya,
termasuk masalah cinta. Terlepas dari persoalan apakah film Beverly Hills
tersebut benar-benar menggambarkan kenyataan yang terjadi di sana atau
melebih-lebihkan, tetapi remaja di Indonesia, dari film ini, memang
mendapat gambaran tentang bagaimana remaja Amerika menjalani pola
pacaran mereka, termasuk pola hidup bersama dengan pacar. Film yang
sejenis dengan Beverly Hills adalah serial Melrose Place. Bedanya, Melrose Place
memang ditujukan untuk kelompok umur yang lebih tua. Remaja kita juga
mengkonsumsi berbagai kisah cinta dalam film-film yang banyak
memberikan inspirasi bagi mereka untuk mengungkapkan cinta, termasuk
salah satunya melalui hidup bersama, seperti yang dilakukan Wina.


Keputusan
hidup bersama, sering kali dituding sebagai sebuah sikap yang tidak
menghargai lembaga perkawinan. Selama ini, lembaga perkawinan dianggap
sebagai sesuatu yang sakral sehingga harus diperlakukan dengan "baik
dan benar". Hidup bersama dianggap sebagai sebuah sikap yang mengadopsi
pola-pola perilaku yang seharusnya dilakukan hanya jika pasangan
tersebut sudah menikah. Maka fenomena hidup bersama kemudian
menunjukkan bahwa ada pergeseran pandangan tentang perkawinan di
kalangan anak muda.


Berbeda dengan generasi tua yang
memandangnya sebagai pergeseran ke arah yang negatif, Wina cenderung
menganggap bahwa pola hidup bersama sebetulnya justru menunjukkan
pandangan mereka tentang perkawinan sebagai sesuatu yang sakral dan
serius. Wina menganggap bahwa perkawinan dua orang dengan latar
belakang kebiasaan yang berbeda bukanlah sesuatu yang mudah, karenanya
harus ada proses sebelumnya yang membuat mereka bisa lebih saling
memahami dan mengerti. Nah, hidup bersama memungkinkan mereka untuk
mengenal pasangannya lebih dalam, sehingga jika mereka menikah, tidak
terlalu sulit untuk melakukan adaptasi.


"Sebelum
gue menikah, gue pengen yang namanya 'living together' ama pasangan gue
dulu! Buat gue, menikah cuma sekali, and itu sakral! Gue nggak mau
nikah-cerai, nikah-cerai lagi! Ah, itu bukan trendsetter yang mau gue
ikutin. Gue tetep pada pendirian gue, toh dalam agama gue sendiri,
sorry, menikah itu satu kali aja, kagak boleh cerai, kecuali pasangan
kita meninggal. Nah, gue pengen mengenal pasangan bukan sekilas kalo
ngapel or jalan bareng, tapi gue mau liat keseharian dia, pas dia bete
gimana? Pas dia seneng gimana? Pas dia bangun tidur gimana? Pas kita
merasakan kesulitan ekonomi gimana?", kata Wina.


Ada
kecenderungan bahwa pasangan yang hidup bersama menganggap keputusan
tersebut sebagai sebuah latihan sebelum mereka menikah. Wina menganggap
pernikahan sebagai sesuatu yang jauh lebih kompleks dibandingkan
generasi tua. Pernikahan bukan sekedar tanda tangan di atas akte
perkawinan, hidup bersama lalu punya anak. Fenomena makin maraknya
kasus kawin cerai membuat Wina mengambil pelajaran bahwa perkawinan itu
bukan hal yang sederhana. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan.
Bahkan dari hal yang sepele, yaitu pembagian pekerjaan rumah.


"Gue di sini belajar gimana mesti bagi
tugas dengan pasangan. Kalo gue masak, nanti pacar gue yang cuci
piring. Kali dia cuci pakaian, gue yang setrika. Jadi nggak kayak bokap
nyokap gue yang pembagian tugasnya gak asyik! Bokap cuma cari uang, dan
nyokap cuma ngurusin kerjaan rumah. Kalo besok nikah, gue juga musti
tetap kerja!"

Salah
satu yang menarik adalah tentang pernyataan Wina bahwa ia belajar
menikah saat tinggal dengan pacarnya. Kesadaran ini menarik, karena
secara tidak langsung merupakan pemikiran yang transformatif terhadap
adat dan tradisi kita di masa lalu. Menurut Iman Budhi Santoso (2001)
menceritakan bagaimana adat Jawa sesungguhnya mempunyai tradisi untuk
mempersiapkan pengantin (laki-laki) secara seksual sebelum mereka
menikah. Dulu di Banyumas, terdapat profesi gowok, yang
tugasnya memberikan pelajaran seks sekaligus praktik kepada calon
pengantin pria. Biasanya perempuan yang menjadi gowok sudah dewasa (23
sampai 30 tahun) dan berpengalaman secara seksual. Gowok ini disepakati
oleh pihak pengantin pria dan wanita. Selanjutnya, setelah ada
kesepakatan tentang tarif, calon pengantin pria diserahkan kepada Gowok
untuk mendapatkan pelajaran perihal seluk-beluk hubungan seksual.
Diharapkan, sang suami nanti bisa mengajari istrinya. Tradisi ini
sekarang telah punah, bahkan jauh-jauh hari sebelum tahun 1945.

Ilustrasi
di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya, di masa lalu perkawinan sering
dipersiapkan hanya secara seksual, karena lembaga ini lebih ditekankan
fungsinya sebagai penghasil keturunan. Faktor-faktor lain seperti
kesiapan rohani, pengaturan ekonomi atau kerjasama suami istri
seolah-olah dianggap tidak penting. Di sisi yang lain, bagi generasi
yang lebih muda, hidup bersama memungkinkan mereka untuk terbiasa
dengan pola perilaku seksual pasangannya.

"Menurut
gue, kumpul kebo itu sebenernya sah-sah aja kalo dilihat dari urusan
safe sex-nya. Ya emang juga sih, daripada jajan-jajan trus kena
penyakit ? Kan urusannya jadi panjang. Tapi bagi gue ini bukan masalah
segampang, "Oh, daripada kena AIDS mending gue kumpul kebo aja deh,
atau ML [making love] sama cewek atau cowok gue". Urusannya
sedikit lebih rumit dari itu. Hubungan seks, terutama bagi kaum
perempuan, adalah salah satu perisitiwa terbesar dalam hidupnya.
Perempuan biasanya begitu pemilih buat nentuin cowok mana yang dia
jadiin orang pertama buat jadi pasangan berhubungan seks. Sebagian
orang beranggapan gak sama suami pun boleh lah, yang penting ada cinta.
Sebagian orang tetep dengan pendirian hanya akan meberikan keperawanan
buat seseorang yang udah berjanji depan Tuhan buat ngejaga dia seumur
hidupnya. urusan cerai nanti dulu lah...we never know what's gonna
happen next. Yang penting niatnya dulu, suci atau enggak. Dan kalo
nggak, bisa jadi gue nggak tau, jangan-jangan suami gue suka menyiksa
kalau sedang berhubungan. Kan berabe! Nah, di sini gue tahu, gimana sih
pacar gue secara seksual! Tapi gue juga yakin ini bukan cuma hubungan
yang mengumbar nafsu!"

Wina
memandang bahwa hidup bersama pada dasarnya, secara seksual tidak jauh
berbeda dengan pola pacaran yang biasa dijalani anak muda masa kini.
Tanpa hidup bersama, sebenarnya telah banyak anak muda yang menerobos
tabu seks.

Wina
menyadari betul bahwa gaya hidupnya ini pasti akan sangat sulit
diterima oleh masyarakat luas. Bahkan oleh teman-teman dekatnya
sekalipun. Meski tidak merasa bersalah, namun ia tahu bahwa jika gaya
hidupnya ini diketahui masyarakat luas, ada sanksi-sanksi sosial
tertentu yang akan diterimanya. Ia sendiri merasa cukup beruntung
karena hidup di lingkungan perumahan yang warganya cenderung individual
dan "lu-lu, gue-gue".

Di berbagai
surat kabar, kita sering mendengar bagaimana masyarakat 'menghakimi'
pasangan yang tertangkap basah hidup bersama. Tak jarang mereka diarak
telanjang keliling dusun, atau bahkan langsung dinikahkan segera
setelah kepergok. Dan tak ada satupun alasan yang bisa membuat mereka
lolos dari sanksi sosial. Soalnya masyarakat percaya, bahwa perkawinan
adalah sesuatu yang mudah dan alamiah. Jadi tak perlu ada latihan
menikah segala. Wina mengambil resiko untuk kumpul kebo karena secara
psikologis merasa lebih aman, ada yang memperhatikan dan diperhatikan.
Dan kenyamanan seperti itu tentu juga dianggap sangat mahal harganya,
lagi pula Wina percaya bahwa pada titik tertentu masyarakat akhirnya
bisa makin permisif dan kompromis dengan fenomena ini.
Kembali Ke Atas Go down
Admin
Admin
Admin
avatar


Jumlah posting : 35
Registration date : 09.07.07

"KUMPUL KEBOO" Empty
PostSubyek: Re: "KUMPUL KEBOO"   "KUMPUL KEBOO" Icon_minitime21/1/2008, 17:32

hum, mungkin benar
Kembali Ke Atas Go down
https://cinta.forumotion.com
fay

fay


Jumlah posting : 19
Registration date : 23.08.07

"KUMPUL KEBOO" Empty
PostSubyek: Re: "KUMPUL KEBOO"   "KUMPUL KEBOO" Icon_minitime23/1/2008, 08:37

Jadi mau cari pasangan disamakan dengan mau beli sepatu ya?
naif sekali....
Enakan yang cowok dunkz...karena inginn dapet pasangan yang pas coba2 banyak gadis gonta-ganti ampe ketemu yang pas bener seleranya..
Enak di cowok sudah di ceweknya...
Tapi kalo emang udah niat dan ngga malu dikatakan sama dengan sepatu ya udah....
sengsara kalo udah diniatin ya udah silakan aja...
resiko ditanggung penumpang.....Very Happy
Kembali Ke Atas Go down
fay

fay


Jumlah posting : 19
Registration date : 23.08.07

"KUMPUL KEBOO" Empty
PostSubyek: Re: "KUMPUL KEBOO"   "KUMPUL KEBOO" Icon_minitime23/1/2008, 18:13

Saya kira admin dan moderator perlu berhati2 dalam copi paste artikel.
saya kira artikel macam gini adalah promosi kebathilan.
bagi saya kumpul kebo adalah salah satu pintu untuk masuk lembah hitam perzinaahan yang marak dewasa ini.
jangan ikut2an dapet dosa karena pasang thread semacam ini..
best regards
fay ahmed
Kembali Ke Atas Go down
okie

okie


Jumlah posting : 50
Age : 36
Registration date : 28.07.07

"KUMPUL KEBOO" Empty
PostSubyek: hai   "KUMPUL KEBOO" Icon_minitime24/1/2008, 19:52

hello....
uh! cinta tuh mas.... pokoke aku ngikut....

lamabanget kemana ja mas!!!!
punya blog banyak amat....
sekarang sih cinta bukan aku....
tapi sidia...
jadi aku kan gak tahu.....
No
Kembali Ke Atas Go down
http://www.cinta.us.tc
spongebob

spongebob


Jumlah posting : 11
Registration date : 25.09.07

"KUMPUL KEBOO" Empty
PostSubyek: Re: "KUMPUL KEBOO"   "KUMPUL KEBOO" Icon_minitime25/1/2008, 19:08

ha ha ha....
kalo kebo sih kagak bisa hidup di BIKINI bottom!!!!!
Kembali Ke Atas Go down
monkez

monkez


Jumlah posting : 4
Registration date : 29.01.08

"KUMPUL KEBOO" Empty
PostSubyek: Re: "KUMPUL KEBOO"   "KUMPUL KEBOO" Icon_minitime29/1/2008, 04:34

ya emang begitu kisah cinta model sekarang selalu menjurus Sex(napsu).kita hidup dinegara berasas kan agama.mkn bagi mereka kehidupan seperti itu sungguh menyenangkan.tp kedepannya gmn?????apakah wina akan seperti itu apakah dia akan bersama pria yg dipilih wina???.hidup tak semudah memutar telapak tangan.
Kembali Ke Atas Go down
nana

nana


Jumlah posting : 38
Age : 35
Registration date : 08.10.07

"KUMPUL KEBOO" Empty
PostSubyek: Re: "KUMPUL KEBOO"   "KUMPUL KEBOO" Icon_minitime29/1/2008, 16:57

ha ha ha..
kalo aku ndiri sih malah gak pengen gituan....
hi jijik.....


yup
Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content





"KUMPUL KEBOO" Empty
PostSubyek: Re: "KUMPUL KEBOO"   "KUMPUL KEBOO" Icon_minitime

Kembali Ke Atas Go down
 
"KUMPUL KEBOO"
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» "Pandangan islam tentang cinta"
» "B!L@ C!NT@ T!D@K D!RE$TU! QR2NG TU@"
» hai ada yang tau gak tentang "lika"
» "PERBEDAAN CINTA DAN SUKA"
» "CINTA BUTA" benarkah?

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
CINTA Untuk Sidiaku, Terimakasih Cintaku.. :: Ingin lebih tahu tentang CINTA?-
Navigasi: