diambil dari " ya Allah aku jatuh cinta" karya Burhan Sodiq hal : 170
Suami saya adalah seorang insinyur, saaya menyukai sifatnya yang
alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di hati saya ketika
saya bersandar di bahunya yang bidang.
Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, harus saya akui bahwa saya
mulai mersa lelah, alasan alasan saya mencintai dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.
Saya seorang wanita yang sentimentil, dan benar benar sensitif serta
berperasaan halus. Saya merindukan saat saat romantis seperti seorang
anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya
dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa
sensitifnya kurang. Dan ketidakmampuannya menciptakan suasana yang
romantis daalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya
akan cinta yang ideal.
Suatu hari saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya, bahwa
saya menginginkan perceraian. "Mengapa?" dia brtanya dengan terkejut.
"Saya lelah , kamu tidak pernah memberikan cinta yang saya inginkan."
Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak
seolah olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidaak.kekecewaan saya
semakin bertambah, seorang pria yang tidak dapat mengekspresikan
perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya. dan akhirnya dia
bertanya, "Apa yang bisa saya lakukan untuk mengubah pikiranmu?"
Saya menatap matanya dalam dalam, dan menjwab dengan pelan, "saya punya
pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya,
saya akan merubah pikiran saya : Seandainya saya menyukai setangkai
bunga indah yang ada di tepi gunung dan kita berdua tahu jika kamu
memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya
untuk saya?" Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan
jawabannya besok..".
hati saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia
tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret -
oretan tangannya di bawah gelas yang berisi susu hangat yang
bertuliskan.....
"Sayang saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu. tetapi izinkan
saya untuk menjelaskannya. " kalimat pertama ini menghancurkan
hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.
"Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program pcnya
dan akhirny menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari jari
saya supaya bisa membantu dan memperbaiki programnya."
Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya
harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan
pintu untukmu supaya bisa pulang."
"Kamu suka jalan jalan ke luar kota, tetapi nyasar di tempat tempat
yang baryu kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa
meminjamkan mata saya untuk mengarahkanmy."
"Kamu selalu pegal pegal pada waktu 'teman baikmu' datang setiap
bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu
yang pegal."
"Kamu senang diam dirumah, dan saya khawatir kamu akan menjaadi aneh,
dan saya harus membelikan kamu sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah
atau meminjamkan lidahku unutk menceritakan hal hal lucu yang aku
alami."
"Kamu selalu menapatap komputermu, membaca buku, dan itu tidak baik
unutk kesehatan matamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika tua
nanti, saya masih bisa menolong untuk mengguntingkan kukumu dan
mencabuti ubanmu..."
"Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai,
menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna warna
bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu."
"Tapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati.Karena
saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku."
"Sayangku, saya tahu ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari aku mencintaimu."
"Untuk itu sayang, jika semua telah diberikan tanganku , kakiku, mataku
, tidak cukup bagimu, aku tidak bisa menahanmu mencari tangan, kaki,
dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."
Air mata saya jatuh di atas tulisannya dan membuatnya menjadi agak kabur, tetapi saya tetap berusaha unutk membacanya.
"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selesai membaca jawaban saya.
jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkan aku
unutk tetap tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya
sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawabanmu."
"Jika kamu tidak puas, sayangku , biarkan aku masuk, unutk membereskan
barang barangku, dan aku tidak akan mempersuli hidupmu.Percayalah
bahagiaku bila kau bahagia."
Saya segera berlari membukakan pintu dan melihatnya berdiri di depan
pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang suku dan roti
kesukaanku.Oh kini saya tahu , tidak ada orang yang mencintai saya
lebih dari dia mencintaiu.
Itulah cinta, disaat kita telah merasakan cintraaa itu telah berangsur angsur hilang...
*** BERSAMBUNG **Suami saya adalah seorang insinyur, saaya menyukai
sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di
hati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.
Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, harus saya akui bahwa saya
mulai mersa lelah, alasan alasan saya mencintai dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.
Saya seorang wanita yang sentimentil, dan benar benar sensitif serta
berperasaan halus. Saya merindukan saat saat romantis seperti seorang
anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya
dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa
sensitifnya kurang. Dan ketidakmampuannya menciptakan suasana yang
romantis daalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya
akan cinta yang ideal.
Suatu hari saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya, bahwa
saya menginginkan perceraian. "Mengapa?" dia brtanya dengan terkejut.
"Saya lelah , kamu tidak pernah memberikan cinta yang saya inginkan."
Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak
seolah olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidaak.kekecewaan saya
semakin bertambah, seorang pria yang tidak dapat mengekspresikan
perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya. dan akhirnya dia
bertanya, "Apa yang bisa saya lakukan untuk mengubah pikiranmu?"
Saya menatap matanya dalam dalam, dan menjwab dengan pelan, "saya punya
pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya,
saya akan merubah pikiran saya : Seandainya saya menyukai setangkai
bunga indah yang ada di tepi gunung dan kita berdua tahu jika kamu
memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya
untuk saya?" Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan
jawabannya besok..".
hati saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia
tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret -
oretan tangannya di bawah gelas yang berisi susu hangat yang
bertuliskan.....
"Sayang saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu. tetapi izinkan
saya untuk menjelaskannya. " kalimat pertama ini menghancurkan
hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.
"Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program pcnya
dan akhirny menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari jari
saya supaya bisa membantu dan memperbaiki programnya."
Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya
harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan
pintu untukmu supaya bisa pulang."
"Kamu suka jalan jalan ke luar kota, tetapi nyasar di tempat tempat
yang baryu kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa
meminjamkan mata saya untuk mengarahkanmy."
"Kamu selalu pegal pegal pada waktu 'teman baikmu' datang setiap
bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu
yang pegal."
"Kamu senang diam dirumah, dan saya khawatir kamu akan menjaadi aneh,
dan saya harus membelikan kamu sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah
atau meminjamkan lidahku unutk menceritakan hal hal lucu yang aku
alami."
"Kamu selalu menapatap komputermu, membaca buku, dan itu tidak baik
unutk kesehatan matamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika tua
nanti, saya masih bisa menolong untuk mengguntingkan kukumu dan
mencabuti ubanmu..."
"Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai,
menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna warna
bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu."
"Tapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati.Karena
saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku."
"Sayangku, saya tahu ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari aku mencintaimu."
"Untuk itu sayang, jika semua telah diberikan tanganku , kakiku, mataku
, tidak cukup bagimu, aku tidak bisa menahanmu mencari tangan, kaki,
dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."
Air mata saya jatuh di atas tulisannya dan membuatnya menjadi agak kabur, tetapi saya tetap berusaha unutk membacanya.
"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selesai membaca jawaban saya.
jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkan aku
unutk tetap tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya
sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawabanmu."
"Jika kamu tidak puas, sayangku , biarkan aku masuk, unutk membereskan
barang barangku, dan aku tidak akan mempersuli hidupmu.Percayalah
bahagiaku bila kau bahagia."
Saya segera berlari membukakan pintu dan melihatnya berdiri di depan
pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang suku dan roti
kesukaanku.Oh kini saya tahu , tidak ada orang yang mencintai saya
lebih dari dia mencintaiu.
Itulah cinta, disaat kita telah merasakan cintraaa itu telah berangsur angsur hilang...
*** BERSAMBUNG **