CINTA Untuk Sidiaku, Terimakasih Cintaku..
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
CINTA Untuk Sidiaku, Terimakasih Cintaku..

Dear yang ada di hati, andai engkau tahu tulisan penaku, maka ingin sekali aku
berkata aku sayang kamu, please sayangi aku.
www.cinta.us.tc
 
IndeksIndeks  Portail*Portail*  ArtikelArtikel  Latest imagesLatest images  PencarianPencarian  Forum cintaForum cinta  SMANSAfriends!SMANSAfriends!  ChattingChatting  GreetingGreeting  PendaftaranPendaftaran  LoginLogin  

 

 cinta pada tamparan pertama...

Go down 
PengirimMessage
okie

okie


Jumlah posting : 50
Age : 36
Registration date : 28.07.07

cinta pada tamparan pertama... Empty
PostSubyek: cinta pada tamparan pertama...   cinta pada tamparan pertama... Icon_minitime24/9/2007, 15:15

diambil dari : http://www.anekayess-online.com/cerpen/article.php?article_id=1451
cinta pada tamparan pertama... Adved_1187267427cinta pada tamparan pertama... Adved_1187267450

Jojo jomblo, begitu teman-teman
menyebutnya. Ada juga yang menyebutnya Triple J. Terserah saja,
seenaknya. Sepertinya Jojo juga enjoy menyandang gelar jomblo yang
diberikan teman-temannya. Cowok yang� yah, boleh dibilang rada cakep
ini, memang sudah berkomitmen untuk menjomblo selama masih SMA.
Banyak
sudah cewek-cewek dibuat frustrasi lantaran selalu diacuhkannya begitu
mendekati. Kemudian cewek-cewek lebih mengenalnya sebagai cowok yang
sok jual mahal, sombong, nggak romantis, dan sebagainya. Begitu banyak
julukan yang mampir ke dirinya, semua bermula dari sikapnya yang acuh
itu. Dia memang berbeda dengan jomblowan-jomblowan lain. Sebenarnya
Jojo, atau Jo, senang tebar pesona, gayanya selalu stylish, temannya
keren-keren, kalau nggak keren secara penampilan, ya keren secara
wawasan yang kekini-kinian gitu, dan dia lebih suka pada yang sepaham.
Dia
begitu mendapat nama bagi setiap penghuni SMA Timur Jauh 2 ini. Sebuah
SMA terfavorit sekaligus SMA termahal di kota ini. Jojo memang anak
kelas dua tapi temannya menyebar di setiap level kelas. Siapa yang
nggak kenal Jo, anak dirut perminyakan kondang di negeri ini? Rasanya
terlalu kurang gaul deh, kalau nggak kenal nama sekaliber Jonanta
Rafilan.
Liburan semester II ini, Jo lebih memilih menghabiskan
waktunya nonton TV di rumah atau sekadar bermalas-malasan. Yang jelas,
dia sudah terlalu malas untuk berlibur. Semua tempat terbaik pernah dia
kunjungi.
Saat dia sedang menikmati pertandingan golf di saluran ESPN, tiba-tiba ponselnya bernyanyi.
�Ya?� Jo menjawab telepon.
�Kapan registrasi, Jo?� terdengar suara Erwin, temannya, di seberang.
�Besok. aku ke tempatmu dulu.� Klik! Begitulah. Singkat, nggak padat-padat amat, dan nggak jelas-jelas amat juga.
Besoknya,
Jo dan Erwin mendatangi ruang TU untuk registrasi akademiknya. Suasana
masih sepi, hanya beberapa anak yang sudah melakukan registrasi.
Mungkin karena masih ada waktu panjang hingga dua minggu ke depan. Jo
mengamati siapa-siapa saja yang menjadi teman satu kelasnya nanti. Dia
terkejut begitu melihat nama Jon Barota masuk di kelasnya. Joba,
panggilan Jon itu, lebih dikenal sebagai musuh besar Jo. Mereka selalu
berebut kekuasaan, selalu bersaing memperlihatkan siapa yang terbaik di
Timur Jauh. Berbeda dengan Jo, Joba dikenal suka gonta-ganti pacar.
Istilah kerennya player.
***
Liburan telah usai, kini hari-hari
sekolah aktif kembali. Santo Lucas ramai dengan cerita seru setiap
pagi. Apalagi ini baru mulai tahun ajaran, para siswa hampir belum
saling mengenal satu sama lain karena dulunya tidak satu kelas. SMA
Timur Jauh memiliki 30 kelas. Kelas I, II masing-masing 10 kelas, kelas
III dibagi 3 jurusan, 4 kelas untuk IPA, 4 kelas IPS dan sisanya
Bahasa. Di kelas yang terakhir inilah, Jo akan menjalani hari-hari
persaingan dengan rivalnya, Joba .
Seperti biasa Jo berangkat lebih
siang dari yang lain, hampir selalu terlambat. Padahal rumahnya hanya
berjarak dua kilometer saja dari sekolah. Itupun ditempuh dengan motor
gedenya. Mungkin maksudnya mau tebar pesona atau ingin punya ciri khas
sendiri. Kali ini pun begitu, saat memasuki gerbang sekolah, dia harus
membayar lima puluh ribu rupiah kepada satpam Gino. Sogokan biar bisa
sukses masuk. Bukan hanya hari ini tentunya, mungkin satpam Gino telah
menerima 720 kali lima puluh ribuan darinya. Karena sudah dua tahun ini
Jo kalah cepat datang ke sekolah dibanding gerakan satpam Gino yang
menutup gerbang.

Suasana kelas tenang, hanya
beberapa kelas I yang terlihat masih duduk-duduk di teras karena belum
ada wali kelas. Kelas Jo juga tampak hening, nggak ada lagi kedengaran
jeritan cewek-cewek ganjen yang biasanya keluar tiap Jo lewat. Jo
mengetuk pintu tanpa ragu-ragu dan tanpa menunggu dibukakan, kepalanya
langsung melongok ke dalam kelas.
�Selamat pagi, Pak!� sapa Jo pada
guru sejarah dengan mimik memelas. Fiuh! Untunglah dia memilih jurusan
Bahasa, jadi nggak ketemu lagi dengan pelajaran biologi yang diberikan
Bu Ida. Kalau Bu Ida ngelihat Jo telat lagi seperti ini, bisa-bisa ia
memberi �les privat� he he he� Ya� mungkin disuruh membaca buku dengan
vokal diganti huruf �i� semua atau menghitung butiran nasi pada makan
malamnya selama tujuh hari berturut-turut atau sekadar duduk di meja
guru sementara Bu Ida duduk di bangkunya. Pokoknya konyol dan nggak
meaning deh.
Jo menganggap karena nilai biologinya merah, dia
tidak bisa masuk IPA. Meskipun kimia, fisika, dan matematikanya di atas
delapan semua. Begitulah aturan sekolah, di antara keempat pelajaran
itu tidak boleh bernilai merah. Apalah daya Jo ketika Bu Ida memberinya
nilai itu.
Dia tidak dapat tempat duduk lagi, satu-satunya yang
tersisa hanyalah di depan meja guru. Ada seorang cewek yang telah
menempatinya, Jo pun terpaksa duduk di situ.
�Hei aku Rara,
pindahan dari SMA Timur Jauh Surabaya,� cewek itu memperkenalkan diri.
Senyumnya lebar penuh pengharapan. Jo hanya menengok dua detik lamanya,
matanya seolah bertanya �Siapa sih, Lo?� lalu berbalik lagi menghadap
whiteboard yang bertuliskan kerajaan-kerajaan lama di Indonesia. Rara
yang di sebelahnya pun bete.
�Jo itu jomblowan sejati. Dia tidak
sembarang terima teman, jangan heran kalau dia menolak kamu saat diajak
kenalan. Begitulah Jo, dia selalu menatap seseorang dengan sejenak,
lalu memutuskan cocok atau tidak,� ujar Nindi, cewek yang satu kelas
dengan Jo dan Rara memberi penjelasan pada teman barunya. Rara hanya
mengangguk keheranan.
Kembali Ke Atas Go down
http://www.cinta.us.tc
okie

okie


Jumlah posting : 50
Age : 36
Registration date : 28.07.07

cinta pada tamparan pertama... Empty
PostSubyek: Re: cinta pada tamparan pertama...   cinta pada tamparan pertama... Icon_minitime24/9/2007, 15:23

Suatu hari, saat jam istirahat
pertama, Joba menghampiri Rara yang duduk di sebelah Jo. Selamanya
begitu memang, mereka sudah mempunyai pasangan duduk masing-masing.
�Ehm!
Ke kantin yuk, Ra!� Joba menepuk pundak kanannya dengan lembut. Rara
nggak ngerti maksud Joba mengajaknya makan tapi dia mengangguk setuju.
�Aku
juga udah terlalu males duduk di sini,� katanya. Jo hanya diam walau
dari matanya tampak kilat tak suka. Aneh, kenapa kali ini dia ngerasa
Rara telah direbut darinya, ya? Mereka meninggalkan Jo sendirian.
�Kurang
ajar! Ini penghinaan!!� geramnya dalam hati. Segera dia berlari keluar
kelas mencari teman genknya. Akan dia ceritakan apa yang baru saja
membuatnya hampir merobohkan gedung sekolah ini. Akan disusun siasat
yang jitu untuk menjatuhkan Joba dan menenggelamkannya, selamanya.
�Wah, kalau gitu caranya kamu kalah, Jo!� sergah Reza, anggota genknya.
�Bener Jo. Mending cari cara lain aja!� yang lain mengiyakan.
�Terus, aku harus bagaimana?� ujar Jo, menyimpan sementara emosinya.
�Triple
J adalah seorang jomblo, sementara Jon Barota adalah sang player yang
lihai. Jelas saja kamu nggak punya tempat di hati cewek-cewek. Mereka
pasti lebih ngikutin yang playboy daripada jomblowan kayak kita,� Reza
memberi analisa yang nggak ketahuan apa maksudnya.
�Dengan kata lain, kamu harus melepas gelar jomblo dulu, baru kamu menang atas Joba,� tambahnya.
�Nggak!! Aku yakin dengan predikat jomblo ini, aku bisa mempermalukan Joba!� emosi Jo meluap-luap.
***

Merasa
masih kalah dari saingannya, Jo menyusun siasat jitu. Kali ini dia
meminjam mobil ayahnya buat pasang muka. Dengan strategi yang sudah
diracik sedemikian matang tadi malam, Jo memasang mimik memelas.
�Ehh,
Ra. Pulang sekolah mau ke mana? Ada acara?� tanyanya pada teman
sebangkunya itu. Rara tampak sedikit terkejut dengan sapaan Jo yang
nggak biasanya. Walau melihat ada yang janggal, dia menjawab juga.
�Langsung pulang sih. Kenapa Jo?�
�Hmm� kalau gitu ntar pulang bareng, mau nggak? Aku antar?�
Rara
makin yakin, ada yang kurang beres. Tapi, dia malah mengiyakan ajakan
Jo. Berhasil! Jo pun tinggal menyusun rencana, agar Joba melihat Rara
pulang dengannya hari ini.


​​​​Sejauh ini triknya berjalan mulus-mulus saja. Sesuai yang
dijanjikan, mereka pulang bersama-sama. Di tengah jalan, Jo membelokkan
mobilnya ke sebuah rumah makan.
�Makan dulu ya, laper.� Jo tak
membiarkan Rara menolak ajakannya. Rara setuju. Mereka duduk di meja
pojok, pilihan Jo, agar leluasa melihat siapa-siapa yang mampir ke
rumah makan itu. Orang yang ditunggunya datang juga, Joba dengan
langkah mantap memasuki rumah makan tanpa seorang teman pun. Bergegas
menghampiri Jo dan Rara yang tengah asyik menunggu pesanan.
Jo pura-pura tidak melihat, Joba menarik kerah baju agar berdiri. Tangan lainnya terkepal siap memukul. Rara kebingungan.
�Eh,
apa maksudmu nantang aku di rumah makan ini. Nih, aku sudah datang,
sendirian! Kamu mau apa?!!� Joba memaki dan membentak-bentak Jo. Jo
tenang-tenang saja, tak sedikitpun terpancing emosi.
�Kamu kalah Joba. Lihat! Rara sudah jadi milikku,� Jo berbisik di telinga Joba.
Joba
berpaling ke arah gadis yang dimaksud Jo dengan sangat terkejut. Dia
sempat ingin mengatakan sesuatu tapi urung dilakukan. Seketika itu
juga, dia pergi meninggalkan mereka. Jo mencoba tersenyum ketika Rara
menatapnya terheran-heran. Dia kembali menempati kursi sementara Rara
masih berdiri.
�Oh, jadi maksudmu ngajak aku pulang bareng biar
kamu merasa menang dari Joba? Itu aja? Hah! Aku pikir, kamu sudah mulai
bersahabat, Jo,� kata Rara ketus.
�Terus kenapa? Biar gimanapun,
Joba nggak akan bisa ngalahin Jojo!� balas Jo, terpaksa jujur karena
siasatnya terlanjur ketahuan oleh Rara.
�Sorry, Jo, aku nggak bisa terima perlakuan ini. Aku pulang!�
Jo segera menarik tangan Rara.
�Cuma karena masalah kecil ini?�
�Masalah kecil kamu bilang? Kamu sudah mempermalukan aku, ngerti?�
�Cuma begini mempermalukan? Kalau kamu ditelanjangi di depan umum baru��
PLAKK!!!
Belum selesai kalimat Jo terucap, sebuah tamparan mendarat sukses di pipi kirinya.
�Tolong
ngertiin perasaan aku, Jo! Aku berusaha ngertiin sifat kamu yang nggak
jelas itu karena aku menganggap kamu sama seperti teman lain. Mau
mereka sebut kamu �pembunuh berdarah dingin�, cowok pendendam, si cuek
yang kaya raya, aku nggak peduli. Aku tetap mau berteman, tapi kamu�
kamu sudah merusaknya, Jo!� Rara pergi meninggalkan Jo sambil berlari
keluar rumah makan. Jo hanya terdiam dan tidak mampu berbuat apa pun
dalam keadaan ini. Sebelumnya, nggak ada tuh kejadian yang benar-benar
menyentuh perasaannya seperti ini
<font face="Verdana" size="2">.font>

​​​​Malamnya, Jo tidak bisa tidur. Gelisah berbaring di kasur empuknya,
di dalam kamar dengan jendela terbuka dan hanya disinari bulan yang
sedang penuh. Dia terus teringat tamparan Rara yang dirasakannya,
sangat hangat. Dia malah menyukai tamparan itu. Entahlah, kenapa dia
senekat itu menantang Joba demi anggapan mampu merebut Rara dari hati
Joba. Dia takut, kalau Rara malah akan semakin akrab dengan Joba
nantinya. Sepertinya, kali ini dia bukan memikirkan kalah dari Joba.
Lebih dari itu, dia takut sekali Rara berpacaran dengan Joba.
�Apakah
aku sudah jatuh cinta pada Rara?� katanya malam itu. �Ah! Aku kan biasa
nyuekin dia� tapi aku takut banget kehilangan dia.� Makin lama, matanya
terpejam dan dia bermimpi indah bersama Rara.
***

�Aku minta
maaf. Aku nggak tahu gimana caranya ngomong ini ke kamu. Kemarin itu
memang bodoh banget. Aku suka kamu tapi aku nggak tahu harus gimana��
Rara
hanya bengong ketika tiba-tiba Jo menghampirinya di depan gerbang
sekolah. Biasanya Jo datang paling akhir, tapi ini masih setengah jam
lagi masuk sekolah, dia sudah ada.
�Kamu sehat, Jo?�
�Kamu maafin aku nggak?�
Rara diam sejenak. Lalu mengangguk dan mengiyakan dengan mantap.
�Gara-gara kamu tampar aku kemarin, aku ngerasa kalau aku suka sama kamu,� kata Jo tanpa ragu-ragu.
�Apa ini kebiasaan kamu? Langsung ke pokok permasalahan?� balas Rara.
�Itulah aku. Nggak suka basa-basi,� jawab Jo.
�Kita lihat nanti saja, ya!�
�Tapi aku suka kamu, Ra.�
�Terus?� kata Rara sambil pergi meninggalkan Jojo.
�Terus? Iya ya� terus apa?� ucap Jojo sambil menggaruk-garuk kepalanya
<font face="Verdana" size="2">.font>
Kembali Ke Atas Go down
http://www.cinta.us.tc
 
cinta pada tamparan pertama...
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Apa itu Cinta?
» cinta.us.tc.... ya
» cinta sejati..
» CINTA SEJATI
» Menginstall cinta....

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
CINTA Untuk Sidiaku, Terimakasih Cintaku.. :: Love Stories-
Navigasi: