diambil dari http://www.wismacinta.com/cerita/baca.php?p=1&ID=340
menunggu sampai kapan ? Cerpen Cinta dari anata
Yuna: “Aku masih menunggu Tanto. Tapi aku bahkan tidak tahu apakah dia masih suka padaku atau tidak.”
Janice: “Kamu masih mencintainya ?”
Yuna: “Entahlah. Kata hatiku menyuruhku untuk menunggunya.”
Janice: “Menunggu dan menunggu tanpa kepastian ?”
Yuna: “Entahlah.”
Janice: “Kamu bahagia menunggunya ?”
Yuna:
“Kebahagiaan punya banyak wajah yang melebihi kata-kata. Aku bahagia
menunggunya. Tapi sebaliknya ketika sadar dia sudah tidak peduli lagi.”
Janice: “Ternyata kamu masih bimbang.”
Yuna: “Ya, karna aku tidak tahu siapa yang dia harapkan.”
Janice: “Kamu tidak tahu siapa yang dia harapkan tapi kamu di sini menunggunya. Cinta perlu akal sehat, Yuna.”
Yuna: “Karna aku percaya.”
Janice: “Percaya apa ? Dia pulang ada mencarimu ?”
Yuna: “Tidak.”
Janice: “Lupakan saja dia. Buka hatimu untuk kesempatan berpacaran lagi dengan orang baru.”
Yuna: “Aku males dengan perkenalan dengan orang-orang baru yang tidak aku kenal.”
Janice: “Justru kamu tidak kenal, makanya perlu lebih mengenal lebih jauh lagi.”
Yuna: “Hati-hati dengan kata-kata ‘mengenal lebih jauh lagi’. Maknanya mendalam.“
Janice:
“Ya, apa salahnya mengenal lebih jauh lagi ? Dia sama sekali tidak
peduli sama kamu lagi. Apa salahnya kamu memulai hubungan baru dengan
orang lain ?”
Yuna: “Entahlah.”
Janice: “Single Party tidak seburuk yang kamu bayangkan. Di sana kamu bisa bertemu banyak orang.”
Yuna: “Entahlah.”
Janice:
“Kamu mau menunggu Tanto sampai kapan ? Wanita menginjak umur 25 sudah
tergolong tahap siaga satu. Umur 30 sudah siaga dua. Kamu mau
menunggunya sampai kapan ?”